BFC, PANGKALPINANG– Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menggelar Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Provinsi di Hotel Grand Safran, Selasa (5/8/2025). Rapat ini menjadi wadah evaluasi sekaligus penguatan sinergi antara instansi untuk mempercepat penanganan stunting di daerah.
Sekretaris Daerah Kota Pangkalpinang, Mie Go, hadir mewakili Penjabat Wali Kota Pangkalpinang dan menyampaikan pentingnya komitmen bersama dalam menurunkan angka stunting.
“Stunting masih menjadi pekerjaan rumah serius, bukan hanya di Pangkalpinang, tapi di seluruh Babel. Jika ini terus dibiarkan, kita bisa gagal meraih bonus demografi,” ujarnya.
Ia menyampaikan bahwa stunting bukan hanya isu kesehatan, tetapi juga menyangkut kualitas sumber daya manusia di masa depan. Untuk itu, diperlukan sinergi antar sektor dan semua elemen masyarakat.
“Ini tidak bisa dilakukan sendiri oleh satu dinas. Semua harus bergerak: Dinas PU, Perkim, Sosial, DP3AKB, hingga Dinas Kesehatan. Harapannya, pada 2026 atau 2027 kita bisa capai zero stunting di Pangkalpinang,” tambah Mie Go.
Dalam rapat tersebut, juga dibahas capaian prevalensi stunting di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang mencapai 20,1 persen pada tahun 2024. Pemerintah Provinsi menargetkan penurunan menjadi 18,3 persen pada tahun 2025, lebih ambisius dari target nasional sebesar 18,8 persen.
Asisten III Setda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Yunan Helmi, yang membuka kegiatan tersebut, menekankan bahwa percepatan penurunan stunting harus mengedepankan pendekatan dan melibatkan unsur pemerintah, akademisi, pelaku usaha, komunitas, dan media massa.
“Strategi nasional ini sudah tertuang dalam Perpres Nomor 72 Tahun 2021. Kita realisasikan melalui aksi konvergensi secara terencana dan terkoordinasi di setiap tingkat,” ujarnya.
Di sisi lain, Sekda Mie Go juga menyambut baik Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari pemerintah pusat sebagai penguatan intervensi stunting. Ia juga menyoroti efektivitas program pengumpulan telur sukarela yang telah dijalankan Pemerintah Kota Pangkalpinang.
“Program pengumpulan telur harus terus dilanjutkan. Bisa dilakukan sebulan sekali, dikaitkan dengan kegiatan seperti senam bersama. Semua pegawai, masyarakat, bahkan instansi vertikal bisa ikut berpartisipasi,” katanya.
Rapat koordinasi ini diikuti perwakilan dari perangkat daerah provinsi dan kabupaten/kota, instansi vertikal, serta perwakilan media. Diharapkan dari forum ini lahir komitmen konkret untuk menyelesaikan isu stunting secara kolaboratif dan berkelanjutan di Bangka Belitung.(red).








