Korupsi Tambang Timah Ilegal di Bangka Tengah Diduga Melibatkan Jaringan Besar. CIC Mendesak Aparat Bertindak Tegas: Jangan Takut Pada Cukong, Jangan khianati Amanat Presiden Prabowo

oleh

BFC BANGKA BELITUNG, — Ketegasan aparat penegak hukum di Kepulauan Bangka Belitung kini tengah diuji.
Dewan Pimpinan Pusat Corruption Investigation Committee (DPP CIC) menuntut Polda Babel dan Kejaksaan Tinggi Babel untuk segera menangkap para bos timah ilegal yang selama ini seolah kebal hukum, seperti Herman Fu, Sofyan Fu, Igus, Frengky, Toyo, serta beberapa pemain lama seperti Ahon, Agat, dan Athiam.

Menurut Ketua Umum DPP CIC Raden Bambang SS, para bos timah tersebut terbukti merusak kawasan hutan lindung dan mencuri pasir timah di wilayah Lubuk Lingkuk, Nadi, dan Sarang Ikan, Kabupaten Bangka Tengah, yang merupakan nadi ekologis dan perikanan masyarakat setempat.

“Kami heran, kenapa aparat hukum bisa meloloskan orang-orang yang jelas-jelas merusak hutan dan mencuri sumber daya negara. Mengapa takut dengan Herman Fu Cs? Apakah aparat sudah berkoordinasi diam-diam dengan para bos timah ilegal itu?” ujar Bambang dengan nada curiga saat diwawancarai Berita5.co.id, Kamis (13/11/2025) petang.

Raden Bambang mengingatkan, Presiden Prabowo Subianto telah secara terbuka memerintahkan penegakan hukum tanpa pandang bulu terhadap penambangan ilegal, terutama terhadap para pemodal besar dan cukong yang menjadi biang kerok perusakan lingkungan.

“Kalau polisi dan kejaksaan tidak berani menangkap bos-bos timah ilegal itu, berarti mereka sudah menghianati Presiden dan bangsa,” tegas Bambang.

“Rakyat kecil penambang justru sering ditangkap dan ditakut-takuti, sedangkan para cukong bebas ke luar negeri. Ini tidak adil.”
DPP CIC bahkan mengutuk keras leluasanya Herman Fu yang dikabarkan sempat melarikan diri ke Singapura, meski kasus tambang ilegal yang melibatkannya sudah ramai diberitakan.

“Ini sama saja menampar muka aparat hukum kita. Kok bisa pelaku besar keluar negeri begitu mudahnya?” tambah Bambang.
CIC Akan Surati Presiden

CIC memberi batas waktu satu minggu kepada Polda Babel dan Kejati Babel untuk melakukan langkah nyata.

“Jika dalam waktu satu minggu tidak ada tindakan terhadap Herman Fu Cs, kami akan menyurati Presiden Prabowo langsung. Kami akan minta agar aparat yang tidak berani menegakkan hukum dicopot. Itu penghianat bangsa,” tegasnya.

Isu ini mencuat setelah viral pemberitaan penangkapan 14 alat berat dan satu unit buldoser dalam operasi Satgas Halilintar Penegakan Hukum (PKH) bentukan Presiden Prabowo Subianto di kawasan Lubuk Lingkuk, Nadi dan Sarang Ikan Kabupaten Bangka Tengah.

Dari hasil penelusuran investigatif, kerugian negara akibat tambang ilegal di kawasan Sarang Ikan dan Nadi diperkirakan mencapai Rp 12,9 triliun, dengan area tambang mencapai 315,48 hektar hutan lindung yang rusak parah.

Nama-nama seperti Sofyan Fu, Igus, Frengky, dan Toyo disebut sebagai pemilik dan pengendali alat berat yang digunakan dalam kegiatan tambang ilegal itu.

Sumber lapangan menyebutkan bahwa di lokasi Lubuk dan Sarang Ikan, Desa Perlang, alat berat milik Toyo, Igus, dan Frengky masih aktif beroperasi sebelum operasi udara Satgas Halilintar mengguncang wilayah tersebut pada Kamis, 6 November 2025 menggunakan helikopter Super Puma.

Aliran Dana dan Dugaan Jaringan Pemodal

Penelusuran Tim Investigasi, CIC menemukan indikasi aliran dana besar dari para pemodal yang mensuplai biaya operasional tambang, termasuk pembelian alat berat dan upaya “pengamanan” terhadap aktivitas ilegal tersebut.

“Kami minta aparat jangan hanya menindak operator di lapangan. Usut aliran dana, siapa pemodal dan pelindungnya. Negara dirugikan triliunan rupiah, rakyat kehilangan sumber air dan ikan,” ujar Bambang.

Masyarakat Babel kini menanti langkah nyata dari aparat penegak hukum. CIC menegaskan, jika aparat tidak berani menindak Herman Fu Cs, maka kepercayaan publik terhadap hukum akan runtuh.

“Kami tidak ingin negeri ini tunduk pada cukong. Bongkar jaringan mereka dari akar sampai pucuknya. Hanya dengan begitu, nama baik Babel dan Indonesia bisa diselamatkan,” pungkas Bambang. (Dedy Semile).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.